Dahulu kala ada seekor ayam dan see

Dahulu kala ada seekor ayam dan seekor bebek bersama. Keduanya bersahabat akrab. Kemana pun ayam pergi, bebek selalu menyertainya, kecuali apabila ayam sedang berenang. Waktu itu memang bebek tak dapat berenang, ayamlah yang cakap berenang.

Pada suatu hari bebek bertanya kepada ayam, "Sobat, mengapa kau dapat berenang, sedangkan aku tidak?"

"Sebab aku memiliki selaput disela-sela jari kakiku", sahut ayam, "Dengan selaput inilah aku dapat berenang".

"Aku tak percaya hanya karena selaput di jari kakimu maka kau dapat berenang".

"Tentu saja", ujar ayam, "Jika kau percaya, cobalah kau pakai selaput jari kakiku ini".

Segeralah bebek mengenakan selaput milik ayam pada kakinya. Lalu bebek terjun ke sungai. Ternyata benar, dengan selaput itu ia dapat berenang. Asyiklah bebek berenang-renang di sungai.

Ayam menunggu di tepi sungai. Namun, bebek tak juga kembali. Ayam menjadi gelisah, ia memanggil-manggil bebek. Namun, bebek tak mau mengembalikan selaputnya kepada ayam.

Ayam yang sudah tak sabar lagi terus memanggil bebek, "Kok kok petok, kukuruyuuuk, kembalikan selaputkuuu".

Tetapi bebek tak peduli. Maka hingga kini ayam tak dapat lagi berenang. Sedangkan bebek menjadi sangat cakap berenang. Namun kini keduanya tak lagi bersahabat seperti dahulu.



Referensi : Dinas Kebudayaan dan Permuseuman, Cerita Rakyat Betawi, 2004

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta

ผลลัพธ์ (อังกฤษ) 2:

Dahulu kala ada seekor ayam dan seekor bebek bersama. Keduanya bersahabat akrab. Kemana pun ayam pergi, bebek selalu menyertainya, kecuali apabila ayam sedang berenang. Waktu itu Memang bebek tak Dapat Berenang, Ayamlah yang Cakap Berenang. Pada Suatu hari bebek Bertanya kepada ayam, "Sobat, Mengapa kau Dapat Berenang, Sedangkan aku tidak?" "Sebab aku Memiliki Selaput Disela-Sela JARI Kakiku", Sahut ayam, ". Dengan Selaput Inilah aku Dapat Berenang ". "Aku tak Percaya hanya Karena Selaput di JARI Kakimu Maka kau Dapat Berenang". "Tentu saja", Ujar ayam, "Jika kau Percaya, Cobalah kau Pakai Selaput JARI Kakiku .ini". Segeralah bebek Mengenakan Selaput. milik ayam pada kakinya. Lalu bebek terjun ke sungai. Ternyata benar, dengan selaput itu ia dapat berenang. Asyiklah bebek Berenang-di Sungai Renang. Ayam di Tepi Sungai menunggu. Namun, bebek tak juga kembali. Ayam menjadi gelisah, ia memanggil-manggil bebek. Namun, tak mau bebek Mengembalikan Selaputnya kepada ayam. Ayam yang sudah tak lagi Sabar terus Memanggil bebek, "Kok Kok Petok, Kukuruyuuuk, Kembalikan Selaputkuuu". Tetapi bebek tak Peduli. Maka hingga kini ayam tak dapat lagi berenang. Sedangkan bebek menjadi sangat cakap berenang. Namun Kini lagi tak Keduanya Bersahabat seperti Dahulu. Referensi: Dinas Kebudayaan dan Permuseuman, Cerita Rakyat Betawi, 2 004 Sumber: Dinas Provinsi DKI Jakarta Pariwisata dan Kebudayaan.

ผลลัพธ์ (อังกฤษ) 3:

Dahulu Kala ADA seekor ayam Dan seekor Bebek Bersama. Keduanya bersahabat akrab. Kemana pun ayam pergi Bebek selalu menyertainya,,, Kecuali apabila ayam sedang berenang. Waktu ITU memang Bebek Tak dapat berenang ayamlah Yang, cakap berenang.

Pada suatu. Hari Bebek bertanya kepada ayam, "Sobat mengapa Kau, dapat berenang sedangkan Aku, tidak?"

"Sebab Aku memiliki selaput. Disela-sela Jari, kakiku. "Sahut ayam, "Dengan selaput inilah Aku dapat berenang."

"Aku Tak Percaya Hanya Karena selaput Di Jari kakimu Maka Kau. Dapat berenang. "

" Tentu Saja ", ujar ayam," Jika Kau Percaya cobalah Kau, pakai selaput Jari kakiku ini.

Segeralah Bebek. " Mengenakan selaput Milik ayam Pada kakinya. Lalu Bebek Terjun Ke Sungai. Ternyata benar dengan selaput, ITU IA dapat berenang.Asyiklah Bebek berenang-renang Di Sungai.

Ayam menunggu di Tepi Sungai. Namun Bebek Tak, juga Kembali. Ayam, menjadi gelisah. IA memanggil-manggil Bebek. Namun Bebek Tak, Mau mengembalikan selaputnya kepada ayam.

Ayam Yang Sudah Tak Sabar lagi terus. Memanggil Bebek, "Kok Kok, kembalikan kukuruyuuuk Petok, selaputkuuu."

Tetapi Bebek Tak Peduli. Maka hingga Kini ayam Tak. Dapat lagi berenang.Sedangkan Bebek menjadi sangat cakap berenang. Namun Kini keduanya Tak lagi bersahabat seperti dahulu.



Referensi:? Dinas Kebudayaan Permuseuman Dan, Rakyat, Cerita Betawi 2004

Sumber: Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.