Disclaimer : Allrights belong to SM Entertainment, I don’t own anything but the storyline and art.
“Tidak ada barang spesial yang tersampaikan secara langsung untuk mengiringi keistimewaan hari ulang tahunmu, hanya do’a agar tahun ini menjadi lebih baik. Terus tersenyum dan berikan segala yang kau bisa. Bagi kami, kau lah yang terbaik Jung Jessie!~”
===
Jessica mengeratkan jalinan tangannya di dada, sedikit menunduk dan memasang wajah datar malam itu. Mantel hitam tebal di sertai lilitan syal, topi dan masker yang ia pakai menambah kesan ‘berat’ pada gaya berpakaiannya malam itu. Ya, ratu fashion itu kini tengah mengenakan aksesoris-aksesoris pelengkapnya dalam menyamar.
Tubuhnya masih terasa pegal, tak heran karena baru dua jam yang lalu ia mendarat di Incheon setelah beberapa hari melakukan schedule individunya bersama Krystal di Los Angeles. Kini ia kembali, kembali dengan dunianya sebagai selebriti yang begitu berpengaruh di Korea, berbeda dengan saat-saat di L.A begitu ia bisa menikmati sinar matahari dengan leluasa.
Kini dalam jam yang cukup larut, ia berjalan kaki seorang diri di jalan besar sekitar bandar udara Incheon setelah memarkirkan mobil di parkiran umum. Sepatu kets putihnya sedikit menggesek aspal, pertanda ia sedikit tak bersemangat malam itu. Tak jauh lagi ia akan sampai pada sebuah kafe minuman.
Jessica menghentikan langkahnya ketika membalikkan badan pada tembok jalanan. Ia tersenyum kecil melihat papan poster yang memajangkan wajahnya beserta ucapan selamat ulang tahun untuknya. Yeah, dia sedang berulang tahun hari ini. Tak ada banyak perayaan, Jessica sadar kalau Korea Selatan tengah berduka akan insiden kapal ferry Sewol yang tak mengharuskan penduduk untuk merayakan sesuatu atau bersuka ria. Baginya sudah cukup, ia sudah merayakan ulang tahun bersama keluarga di rumah dan fans bergerombol memenuhi akun weibonya untuk mengucapkan ‘selamat ulang tahun’ secara langsung. Pada ulang tahun kali ini apa yang menjadi harapan terbesarnya adalah bagaimana penggemarnya bisa mengirimkan do’a untuk semua korban musibah kapal ferry Sewol.
“O! –eh!!”
Mata Jessica terbelalak bersamaan dengan kakinya yang hampir saja kehilangan keseimbangan hingga bisa-bisa saja ia tumbang, namun kedua lengan yang terasa besar dan panjang dengan sempurna memeluk tubuhnya. Ia memejamkan mata, menenangkan pikirannya yang sempat shock karena terkaman tak di duga-duga itu. Jessica ingin mengeluh marah, namun senyum kecil yang tak bisa di tutupinya itu nampak, pertanda bahwa ia menyukai pelukan itu.
“Kau…” Jessica memutuskan kalimatnya begitu saja.
“Mr. Galaxy.”
Suara berat yang begitu di sukai Jessica terdengar tepat di samping telinganya. Kris, pemilik suara itu.
“Yak, lepaskan.” Jessica menepis lengan yang sejak tadi memeluknya lalu membalikkan badan. Ia menaikkan dagunya, menatap wajah Kris yang berada sekitar satu jengkal di atas bola matanya.
“Akhirnya aku menemukanmu.” ucap Kris sambil mengacak puncak kepala wanita yang setahun lebih tua darinya, seakan tak sadar dengan perbedaan antara siapa yang lebih tua dan siapa yang lebih muda, ia menyapa perempuan itu dengan begitu hangat dan akrab.
“Siapa yang kau bilang Mr. Galaxy?”
“Kau tidak tahu?” kening laki-laki itu mengkerut.
“Arraseo. Kau benar-benar berniat untuk mempromosikan kata ‘Galaxy’ itu kepada orang-orang?”
“Bukankah aku juga mempromosikan album “Mr. Mr” milik Girls’ Generation, barusan? I’m here, Mr. Galaxy.”
“What ever.” Jessica menghembuskan nafasnya seakan apa yang baru saja di dengarnya dari Kris sama sekali tak penting.
“Jangan tunjukkan sisi ‘ice princess’ mu itu di depanku, di mataku kau tetaplah gadis SMP yang penuh dengan aegyo.”
“What?” Jessica menarik topinya dan memukul Kris tepat di dadanya, “And you, stop acted like a cold city guy. In fact, you are just an idiot, aren’t you?”
“Puhahhahaa..”
Kris menutup mulutnya lalu menarik pundak Jessica ke dalam rangkulannya. Mereka melangkah kecil memasuki kafe yang buka 24 jam. Jessica yang pertama kali memilih untuk duduk pada sofa yang menghadap ke dinding kaca besar, pemandangan akan lebih menarik apabila duduk disana pada siang hari karena aktivitas penerbangan bisa di lihat secara langsung dari posisi tersebut. Baru satu detik Jessica duduk dan bersandar nyaman, keningnya sudah kembali mengernyit ketika tiba-tiba Kris duduk tepat di sebelahnya sampai-samai lengan mereka terasa bersentuhan. Jessica mendecak lalu menujuk kursi di depannya, mengisyaratkan agar Kris segera berpindah tempat.
“Kau sudah meninggalkanku ke Los Angeles, dan aku juga sibuk dengan schedule di Jepang. Apa kau tidak merindukanku?” tanya Kris, menolak. Dan Jessica hanya menghela nafas sebagai jawaban.
Kris menekan bel kecil di meja dan memesan dua gelas Americano Coffe kepada barista. Melihat keadaan kafe yang cukup lengang, pesanan mereka datang dengan cepat dan aroma kopi kini cukup menyeruak di hadapan pasangan yang tengah berkencan itu.
Kris menolehkan kepalanya, menatap Jessica yang sedang menatap kosong pemandangan kabur dari kaca. Tak jarang ia mendapati Jessica dengan ekspresi seperti itu, semenjak menyelesaikan promosi comebacknya, ia sering murung seorang diri.
“Singkirkan ini semua.” Kris menarik topi dari kepala Jessica dan secara otomatis membuat perempuan itu mengalihkan perhatian kepadanya, “Aneh-aneh saja memakai topi di dalam kafe.”
“Orang-orang akan mengenali kita!” Jessica meletakkan jari telunjuk kanannya di depan wajah.
“Jangan terlalu khawatir seperti itu.” lagi-lagi dengan perlakuan tanpa ijin, Kris melepaskan masker yang mengait di sepasang telinga yeojachingunya.
“Kris!” aksi Jessica gagal ketika hendak memukul lengan namja itu, Kris terlebih dahulu menggenggam kedua tangannya dan tiba-tiba mencium bibirnya di saat ekspresi wajahnya tengah begitu linglung kebingungan. Jessica menelan salivanya sesaat begitu bibirnya bawahnya merasakan lumatan yang membuat bulu kuduknya serasa berdiri. Saat Kris mundur dan menghentikan ciumannya, ia bisa melihat wajah Kris dengan bola mata yang menatapnya intens, sangat intens.
“Lebih dari satu minggu aku tidak melihat wajahmu secara langsung, bagaimana mungkin aku bisa menahan rasa rindu karena sambutanmu yang semurung ini.” kata Kris dengan suara halusnya. Jessica mengangguk paham dan setelah itu Kris melepaskan genggaman tangannya.
“Thank you for coming.” jemari tangan Jessica bergerak halus ke atas jemari besar Kris, dan dalam perlahan kini mereka sudah bergenggaman tangan dengan erat di antara posisiduduk mereka yang berdempetan, “You’ve worked hard, Kris-ya.”
Kris tersenyum, itu adalah kalimat yang paling ingin di dengarnya dari seseorang setelah bersusah payah memenuhi seluruh jadwalnya. Kalimat sederhana yang terasa begitu istimewa apabila orang-orang yang begitu di sayanginya mengucapkan itu secara langsung.
“Untuk selalu memikirkan keadaanku, terimakasih. Sebaliknya kondisimu lebih mengkhawatirkan saat ini.”
“Wae?” Jessica menyudutkan bola matanya, menatap Kris.
“Berhentilah murung seperti pebisnis yang kehilangan seluruh sahamnya, kau cukup menghibur publik dengan senyuman.”
“Hsshh…” Jessica menghembuskan nafas panjang lalu mengeratkan genggaman tangannya dengan Kris, “Tiffany.”
“Kenapa dengan Tiffany Noona?”
“Kau tidak mengerti atau bagaimana?”
“Tentu saja aku tidak mengerti, aku bukan sone yang bisa tahu jawaban dari satu clue itu.”
“Kau sudah mendengar berita kencan Tiffany dengan Nickhun kan?”
“Ya.” Kris mengangguk.
“Sebelumnya Yoona dan Sooyoung juga sudah melansirkan berita yang sama.”
“Lalu?” potong Kris.
“Bagaimana kalau berita kencanku juga keluar?” tanya Jessica pelan.
“Bukankah berita kencanmu dengan Tyler Kwon sudah sempat keluar sebelumnya?”
“Tch, kau sudah mendengarnya?”
“Tentu saja, aku membaca artikel tentangmu setiap hari.”
“Geez, my stalker.” ejek Jessica, “Lalu kenapa kau tidak menanyakannya?”
“Apa perlu aku mengintrogasimu tentang itu? Jelas-jelas aku sudah tahu kalau kekasihmu hanya aku.”
Deb! Jantung Jessica berdebar tiba-tiba tanpa alasan. Mungkin karena apa yang di dengarnya terasa begitu melegakan perasaannya. Sebelumnya, ia sampai tak bisa tertidur hanya karena tak berani menghubungi Kris karena beredarnya rumor itu, ia bahkan sudah bersiap-siap mengatakan, ‘Aku sedang sangat sibuk dengan promosi Mr.Mr’ apabila Kris menghubunginya secara tiba-tiba.
“Aku benar, kan?” Kris menaikkan alisnya dan mengangguk begitu Jessica tersenyum mengiyakan, “Kenapa rumor itu tiba-tiba hilang?”
“Aku juga tidak tahu, manajer mungkin akan segera menjelaskan alasannya nanti.” Jessica menjeda, “Yang menjadi langkah terbaru mereka saat ini adalah afilasi dalam bentuk pasangan guna mendongkrak popularitas. Akan ada antis dan shipper, kalau antis sudah tentu sejak awal dia tidak mendukung kami dengan membeli album yang di promosikan, sementara shipper kemungkinan besar bisa membantu penjualan album masing-masing agensi.” jelasnya.
“Tak masalah, aku tahu yang sebenarnya.” Kris mengecup kening Jessica, “Aku juga mengenal Tyler Kwon, jadi, tak masalah.”
“Kau juniorku dari agensi yang sama, oleh karena itu kita tidak bisa mempublikasikan hubungan kita secara langsung.”
Kris terkekeh lalu menyeduh kopinya. Ia tahu sebagaimana bimbangnya Jessica saat ini. Yeoja itu terlalu takut kalau Kris terluka. Mungkin karena umurnya yang lebih tua, maka dari itu ia memandang Kris sebagai sosok laki-laki yang bisa saja salah paham dan nantinya akan membesarkan konflik jenaka tersebut.
“Sudahlah ice princess, bersedih bukan tipe untukmu, kan?” ucap Kris, “Bagaimana perjalananmu di Los Angeles, uh? Menyenangkan?”
“Sepertinya begitu.”
“Persiapkan diri untuk liburan musim panas nanti, aku ingin mengajakmu berlibur ke Vanchouver.”
“Jeongmal? Untuk apa?”
“Kau pasti sangat senang kalau sudah berada di Amerika, kan?” Jessica mengangguk, “S